Sisi humanis adalah pandangan atau pendekatan yang memfokuskan pada nilai-nilai, martabat, dan potensi manusia. Ini adalah cara memandang dunia dan berinteraksi dengan orang lain dengan menempatkan kemanusiaan di garis depan.

Mengenai dimensi humanis dalam kepemimpinan Bupati Labuhanbatu, dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.O.G., M.K.M.  bertujuan untuk melampaui narasi politik konvensional dan mendalami bagaimana karakter, empati, serta orientasi pada kesejahteraan manusia menjadi inti dari visi, kebijakan, dan interaksinya dengan masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang gaya kepemimpinan yang berfokus pada individu dan komunitas.

Dalam konteks tata kelola pemerintahan, “sisi humanis” tidak hanya diartikan sebagai empati pribadi seorang pemimpin, tetapi juga sebagai pendekatan kepemimpinan yang secara sistematis menempatkan kesejahteraan, partisipasi, dan harkat manusia sebagai pusat dari setiap kebijakan. Hal ini mencakup beberapa aspek krusial:

  1. Empati dalam Kebijakan: Keputusan yang dibuat didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan nyata dan penderitaan yang dialami oleh masyarakat, bukan hanya data statistik.
  2. Prioritas yang Berpusat pada Rakyat: Alokasi sumber daya publik secara tegas diarahkan untuk kepentingan kolektif, alih-alih untuk kemewahan atau simbolisme jabatan.
  3. Interaksi yang Inklusif: Terciptanya komunikasi dan interaksi yang tulus dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk kelompok-kelompok rentan, untuk membangun kepercayaan dan mendorong partisipasi aktif.

Tindakan dan kebijakan yang diambil oleh Maya Hasmita sejak awal kepemimpinannya dapat dilihat sebagai upaya strategis untuk membedakan diri dan memulihkan kepercayaan publik. Dengan demikian, tindakan yang berorientasi pada kemanusiaan ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah “humanisme restoratif,” yang bertujuan untuk memperbaiki citra pemerintahan dan menunjukkan komitmen baru terhadap tata kelola yang berpihak sepenuhnya pada rakyat. Ini merupakan langkah yang cermat untuk menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang berbeda, meskipun secara personal memiliki keterkaitan dengan pemerintahan sebelumnya.

Konteks Politik dan Sosial Labuhanbatu

Latar belakang kepemimpinan yang sarat kritik ini menciptakan ekspektasi publik yang rendah dan kebutuhan akan “pemulihan” kepercayaan. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Maya Hasmita, seperti menolak pengadaan mobil dinas baru, dapat dilihat sebagai respons langsung terhadap sentimen negatif ini. Langkah ini secara sengaja menciptakan kontras yang tajam dengan kepemimpinan sebelumnya, yang dituding lebih mementingkan simbolisme dan kurangnya tindakan konkret. Dengan mengarahkan anggaran untuk kepentingan publik yang mendesak, ia memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang berbeda, yang secara nyata mendahulukan kebutuhan rakyat.

Visi dan Misi: Sebuah Blueprint Humanis untuk Labuhanbatu

Visi “Labuhanbatu Cerdas Bersinar”

Visi kepemimpinan dr. Hj. Maya Hasmita dan H. Jamri adalah “Labuhanbatu Cerdas Bersinar”. Visi ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah landasan filosofis yang mengarahkan seluruh program kerja pemerintahan. Istilah “Cerdas” dapat diartikan sebagai fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan kesehatan, sementara “Bersinar” dapat dimaknai sebagai pembangunan yang merata, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Visi ini menunjukkan komitmen untuk membangun daerah dari fondasi yang paling mendasar, yaitu kualitas dan harkat manusia itu sendiri.

Tujuh Misi Utama

Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintahan Maya Hasmita telah merumuskan tujuh misi utama yang secara eksplisit berorientasi pada kemanusiaan.

  1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas untuk semua. Misi ini secara langsung mencerminkan latar belakang profesional Maya Hasmita sebagai seorang dokter. Hal ini menunjukkan pemahaman bahwa pembangunan sejati dimulai dari investasi pada individu, bukan hanya pada infrastruktur fisik. Prioritas pada pendidikan dan kesehatan adalah fondasi dari masyarakat yang sejahtera dan adil. Misi ini juga diperkuat dengan pertemuan audiensi yang dilakukan dengan Universitas Panca Budi Medan, di mana fokus pembicaraan adalah pada pengembangan SDM dan kolaborasi dalam “tri dharma perguruan tinggi”.
  2. Peningkatan Kemandirian dan Ketahanan Pangan. Fokus pada ketahanan pangan menunjukkan pemahaman akan kebutuhan dasar masyarakat.
  3. Tata Kelola Pemerintah yang Efektif dan Efisien. Misi ini menekankan pentingnya birokrasi yang responsif dan melayani.
  4. eningkatan Perlindungan Sosial dan Pengembangan Budaya. Misi ini secara eksplisit berfokus pada kelompok rentan dan pelestarian identitas lokal. “Perlindungan sosial” menunjukkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung, sementara “pengembangan budaya” menunjukkan apresiasi terhadap warisan dan kohesi sosial. Misi ini sejalan dengan partisipasi Maya Hasmita dalam acara yang berfokus pada pelestarian budaya dan kepeduliannya terhadap warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan.
  5. Pembangunan Desa dan Penataan Kota Berbasis Potensi Wilayah Secara Tematik. Misi ini mengaitkan pembangunan fisik dengan kualitas hidup masyarakat, dengan tujuan menciptakan ruang yang layak huni.
  6. Pengembangan Infrastruktur yang Ramah Lingkungan dan Mitigasi Bencana. Fokus pada “infrastruktur ramah lingkungan” secara implisit mengakui hubungan antara lingkungan yang sehat dan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.
  7. Pengembangan Inovasi Daerah, Ekonomi Kreatif, dan Pariwisata. Misi ini menunjukkan visi ke depan untuk menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Koherensi yang kuat terlihat antara latar belakang profesional Maya Hasmita sebagai dokter, visinya yang secara eksplisit memasukkan misi terkait kesehatan dan pendidikan, dan aksi nyatanya yang mencakup audiensi dengan universitas untuk pengembangan SDM dan seruan kampanye kebersihan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa humanisme yang ditunjukkannya bukanlah sekadar janji politik, melainkan perpanjangan dari nilai-nilai yang ia anut dalam karier profesionalnya.

Tabel di bawah ini memberikan visualisasi yang jelas tentang bagaimana setiap pilar kebijakan utama pemerintahan secara langsung berhubungan dengan prinsip-prinsip kepemimpinan yang berpusat pada manusia.

Tabel 1: Matriks Visi dan Misi Humanis Kepemimpinan Maya Hasmita

Misi Utama Prinsip Humanis yang Mendasari
1. Meningkatkan SDM dengan pendidikan dan kesehatan berkualitas untuk semua. Investasi pada manusia sebagai aset utama; kepedulian terhadap kesejahteraan fisik dan mental.
2. Meningkatkan Kemandirian dan Ketahanan Pangan. Memastikan kebutuhan dasar terpenuhi; pemberdayaan masyarakat untuk mandiri.
3. Mempererat tata kelola pemerintah yang efektif dan efisien. Membangun kepercayaan publik; memastikan pelayanan yang responsif dan berorientasi pada rakyat.
4. Meningkatkan perlindungan sosial dan pengembangan budaya. Empati terhadap kelompok rentan; pelestarian identitas dan kohesi sosial.
5. Membangun Desa dan Menata Kota berbasis potensi wilayah secara tematik. Menciptakan ruang yang layak huni; pembangunan yang berpusat pada kebutuhan komunitas lokal.
6. Melanjutkan pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan. Menghargai hubungan antara lingkungan yang sehat dan kesehatan masyarakat.
7. Mengembangkan inovasi daerah, ekonomi kreatif, dan pariwisata. Menciptakan peluang ekonomi yang adil; pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Implementasi: Aksi Nyata dan Interaksi Publik

Keputusan Prioritas Anggaran

Salah satu tindakan paling signifikan dan simbolis yang dilakukan oleh Bupati Maya Hasmita adalah penolakan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar yang dialokasikan untuk pengadaan mobil dinas baru. Bersama dengan wakilnya, H. Jamri, S.T., ia meminta agar anggaran tersebut dialihkan untuk program yang dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, yaitu penanganan sampah di Labuhanbatu.

Keputusan ini merupakan manifestasi nyata dari kepemimpinan yang mengutamakan kepentingan publik di atas kenyamanan pribadi. Alih-alih menikmati fasilitas mewah yang melekat pada jabatan, ia memilih untuk menginvestasikan dana tersebut pada masalah lingkungan yang secara langsung mempengaruhi kualitas hidup masyarakat sehari-hari. Pengamat kebijakan publik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Faisal Mahrawa, menilai keputusan ini sebagai langkah yang “tepat dan bijaksana,” sejalan dengan kebijakan efisiensi yang didorong oleh pemerintah pusat. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan komitmen pribadi, tetapi juga mengkomunikasikan pesan yang kuat bahwa prioritas pemerintahannya adalah melayani rakyat, bukan diri sendiri.

Aksi Langsung untuk Kesejahteraan Publik

Selain keputusan strategis terkait anggaran, Maya Hasmita juga menunjukkan sisi humanisnya melalui serangkaian interaksi dan tindakan langsung di tengah masyarakat.

  • Seruan Kebersihan Lingkungan: Bupati Maya Hasmita tidak hanya mengandalkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), tetapi juga secara pribadi terlibat dalam kampanye kebersihan. Usai mengikuti senam sehat di kawasan Stadion Binaraga, ia mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjadikan kebersihan sebagai budaya hidup sehari-hari. Ia bahkan berkeliling meninjau sejumlah titik di sekitar stadion yang kerap dijadikan tempat pembuangan sampah liar, menunjukkan kepedulian dan keterlibatan langsung dalam masalah yang dihadapi masyarakat.
  • Interaksi Inklusif dengan Kelompok Rentan:
    • Warga Binaan Lapas: Dalam sebuah acara, ia memberikan remisi umum kepada 733 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Rantauprapat. Meskipun ia menyampaikan pidato atas nama menteri, kehadirannya di acara tersebut dan pesannya yang mendorong perbaikan diri menunjukkan kepedulian terhadap kelompok masyarakat yang terpinggirkan dan membutuhkan kesempatan kedua.
    • Bantuan Sosial dan Zakat: Bupati Maya Hasmita bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Labuhanbatu secara langsung menyerahkan bantuan zakat kepada masyarakat kurang mampu di Kecamatan Bilah Barat. Bantuan ini diberikan kepada ratusan Kepala Keluarga (KK) dan bertujuan untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
    • Perlindungan Pekerja Rentan: Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu di bawah kepemimpinan Bupati Maya Hasmita menjadi yang pertama di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang melindungi ribuan pekerja rentan melalui program Jamsostek. Inisiatif ini juga diikuti dengan pencanangan Gerakan SERTAKAN (Sejahterakan Pekerja di Sekitar Anda) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
    • Fokus pada Pendidikan dan Kesehatan: Ia juga mendukung penuh program Sekolah Rakyat yang bertujuan memberikan akses pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu, sejalan dengan visi misi untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Labuhanbatu. Selain itu, ia juga memaparkan program penanganan stunting sebagai salah satu fokus pemerintahannya.
    • Santunan Anak Yatim dan Jompo: Interaksi dengan kelompok rentan juga terlihat dalam kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim dan jompo. Kegiatan ini dilakukan saat ia masih menjadi calon bupati, menunjukkan kepeduliannya terhadap kelompok tersebut.

Tindakan-tindakan yang terlihat terpisah—menolak mobil dinas, menyerukan kebersihan, berinteraksi dengan warga binaan, dan berkolaborasi dengan universitas—semuanya terhubung oleh benang merah yang sama, yaitu pendekatan humanisme yang holistik. Menolak mobil menunjukkan sikap etis, mengurus sampah menunjukkan perhatian praktis pada masalah dasar, berinteraksi dengan warga binaan menunjukkan empati sosial, dan berkolaborasi dengan universitas menunjukkan investasi pada masa depan. Ini bukanlah serangkaian tindakan acak, melainkan manifestasi dari filosofi kepemimpinan yang terpadu dan konsisten.

Tabel 2: Kronologi Tindakan Kepemimpinan yang Humanis

Tanggal Peristiwa Tindakan Analisis Makna Humanis
20 Februari 2025 Dilantik sebagai Bupati Labuhanbatu. Awal dari sebuah komitmen kepemimpinan yang berpusat pada rakyat.
5 Maret 2025 Paparkan Visi “Labuhanbatu Cerdas Bersinar” Menginstitusionalisasikan nilai-nilai humanis (pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial) sebagai visi pemerintahan.
10 Maret 2025 Pimpin rapat koordinasi dengan OPD Menegaskan urgensi layanan publik yang paripurna dan efisiensi anggaran, menunjukkan fokus pada kinerja untuk rakyat.
11 Maret 2025 Pidato di hadapan jajaran Pemkab Menekankan pentingnya menuangkan ide dan gagasan terbaik untuk kesejahteraan masyarakat.
8 Juni 2025 Imbau warga jaga kebersihan setelah senam sehat Keterlibatan langsung di tengah masyarakat; menunjukkan kepedulian personal terhadap lingkungan dan kesehatan publik.
4 Juli 2025 Alihkan anggaran mobil dinas Rp 2,3 miliar Keputusan paling simbolis yang menunjukkan prioritas kuat pada kebutuhan kolektif di atas fasilitas pribadi.
17 Agustus 2025 Berikan remisi umum kepada warga binaan Lapas Menunjukkan empati dan kepedulian terhadap kelompok masyarakat yang terpinggirkan, memberikan kesempatan kedua.

Analisis dan Wawasan: Sebuah Nuansa Kompleks

Melalui sintesis dari berbagai temuan, kepemimpinan Maya Hasmita menunjukkan sebuah sisi humanis yang kompleks, yang dapat diuraikan sebagai perpaduan dari tiga dimensi:

  1. Humanisme Restoratif: Upaya sadar untuk memulihkan kepercayaan publik pasca-kritik yang menimpa kepemimpinan sebelumnya.
  2. Humanisme Terinstitusionalisasi: Nilai-nilai kemanusiaan yang terwujud dalam visi dan misi resmi pemerintahannya, menjadikannya sebagai landasan kebijakan yang sistematis.
  3. Humanisme Personal: Aksi nyata yang menunjukkan komitmen pribadi terhadap pelayanan publik dan interaksi langsung dengan masyarakat.

Meskipun elemen populisme, seperti penolakan mobil dinas yang sangat menarik perhatian media, mungkin ada, konsistensi tindakan ini di berbagai sektor (lingkungan, pendidikan, perlindungan sosial) dan penilaian positif dari pengamat menunjukkan bahwa ini bukan sekadar taktik jangka pendek. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa kepemimpinannya adalah hasil dari filosofi yang terpadu, di mana nilai-nilai etis, perhatian praktis, dan empati sosial berpadu untuk menciptakan pendekatan tata kelola yang berorientasi pada manusia.

Tantangan ke depan bagi kepemimpinan ini adalah mengubah visi dan tindakan simbolis menjadi realitas jangka panjang. Penanganan sampah, misalnya, adalah masalah kronis yang membutuhkan lebih dari sekadar alokasi dana satu kali; diperlukan sistem manajemen yang berkelanjutan dan perubahan budaya masyarakat. Keberlanjutan komitmen ini akan menjadi ujian sejati bagi kepemimpinan yang berorientasi pada manusia ini. Jika berhasil, pendekatan ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia, menunjukkan bahwa tata kelola yang efektif tidak harus korup atau impersonal, melainkan dapat dibangun di atas fondasi empati dan pelayanan yang otentik.

Kesimpulan 

Berdasarkan analisis yang komprehensif, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Bupati Labuhanbatu Maya Hasmita menunjukkan sisi humanis yang kuat dan multidimensional. Sisi ini terwujud secara konsisten melalui:

  • Visinya yang berpusat pada manusia, dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.
  • Tindakan nyata yang menunjukkan prioritasnya, seperti pengalihan anggaran mobil dinas yang berharga miliaran rupiah untuk penanganan sampah.
  • Interaksi yang inklusif dengan berbagai kelompok masyarakat, termasuk warga binaan dan akademisi.
  • Koherensi yang jelas antara latar belakang profesionalnya sebagai dokter, platform politiknya, dan tindakan implementatifnya.

Kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya restorasi kepercayaan publik dan pembangunan yang didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan lengkap, direkomendasikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang mencakup:

  • Analisis jangka panjang mengenai implementasi dan dampak nyata dari misi-misi humanisnya.
  • Studi kualitatif yang mengumpulkan tanggapan langsung dari masyarakat Labuhanbatu terhadap perubahan yang mereka rasakan.
  • Studi komparatif dengan kabupaten lain untuk menempatkan keberhasilan dan tantangan kepemimpinan ini dalam konteks yang lebih luas.

 

By Bunda Maya

Dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.O.G., M.K.M., adalah sosok terkemuka dan berpengaruh dalam pelayanan publik di Indonesia, secara unik memadukan karier medis yang cemerlang dengan jalur politik yang menanjak pesat. Saat ini menjabat sebagai Bupati Labuhanbatu untuk periode 2024-2029, ia telah mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang menduduki posisi terhormat ini di kabupaten tersebut. Kepemimpinannya berlandaskan visi komprehensif “Labuhanbatu Cerdas Bersinar”, yang memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan berkualitas, di samping pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur yang kuat. Keterlibatannya yang mendalam dalam berbagai organisasi kemasyarakatan, ditambah dengan penunjukan baru-baru ini sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), menggarisbawahi pengaruh luas dan komitmennya terhadap pembangunan regional dan nasional. Laporan ini menyajikan profil lengkap Dr. Maya Hasmita, meliputi latar belakang pribadi, perjalanan pendidikan, karier profesional dan politik, afiliasi organisasi, serta visi strategisnya untuk Labuhanbatu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA ImageChange Image