Kebijakan kesehatan yang digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu di bawah kepemimpinan Dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.OG.MKM. Analisis menunjukkan adanya pergeseran strategis yang signifikan dari pendekatan kuratif yang dominan di era sebelumnya menuju fokus yang lebih preventif dan sistemik. Kepemimpinan ini memprioritaskan penanganan stunting melalui “8 aksi konvergensi” dan perbaikan sistem pelayanan melalui program Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP). Latar belakang profesional Bupati sebagai dokter spesialis kandungan memberikan landasan kuat bagi orientasi kebijakan ini.

Secara keseluruhan, kebijakan yang diusung menunjukkan visi yang progresif, namun keberhasilannya akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah daerah untuk mengatasi tantangan tata kelola, meningkatkan akuntabilitas data, dan merespons masalah kesehatan yang terwarisi dengan pendekatan yang lebih komprehensif.

Pendahuluan

Sektor kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan manusia, dan peran kepemimpinan di tingkat daerah sangat krusial dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang efektif. Analisis ini disusun untuk mengulas secara mendalam kebijakan kesehatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu di bawah kepemimpinan Bupati Maya Hasmita. Laporan ini tidak hanya memaparkan program-program unggulan, tetapi juga mengkaji tantangan implementasi, menganalisis data pendukung, dan membandingkan orientasi kebijakan dengan era sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan berimbang.

Metodologi yang digunakan dalam laporan ini melibatkan analisis komparatif terhadap berbagai dokumen publik, laporan media, dan data indikator kesehatan yang tersedia. Penting untuk dicatat bahwa proses penelitian dihadapkan pada tantangan segmentasi data, di mana beberapa sumber seringkali tidak secara spesifik membedakan antara Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, dan Labuhanbatu Utara, yang merupakan entitas administratif berbeda. Oleh karena itu, laporan ini secara hati-hati memilah dan mengkorelasikan informasi untuk memastikan validitas temuan. Struktur laporan ini akan dimulai dengan profil kepemimpinan, dilanjutkan dengan analisis program, tinjauan tantangan implementasi, perbandingan historis, dan diakhiri dengan kesimpulan serta rekomendasi strategis.

Profil dan Orientasi Kepemimpinan Dr. Maya Hasmita

Dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.OG.MKM, menjabat sebagai Bupati Labuhanbatu, didukung oleh latar belakang profesionalnya yang kuat di bidang kesehatan. Sebagai seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.OG) dengan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.KM), ia membawa pemahaman teknis yang mendalam tentang isu-isu kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Latar belakang ini secara signifikan memberikan kredibilitas dan kejelasan orientasi dalam perumusan kebijakan kesehatan di tingkat kabupaten.

Visi kepemimpinannya, seperti yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, secara eksplisit memprioritaskan “kesehatan yang berkualitas”. Hal ini konsisten dengan janji-janji kampanye yang mengedepankan kesehatan, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur sebagai program unggulan. Kedalaman pemahaman teknis ini membedakan kepemimpinannya dan memungkinkan fokus pada program-program yang secara langsung menyentuh akar permasalahan kesehatan, alih-alih hanya berfokus pada pendekatan kuratif. Latar belakang personalnya sebagai istri dari bupati sebelumnya, Erik Adtrada Ritonga, menunjukkan kemungkinan adanya kesinambungan dalam administrasi, namun dengan fokus substantif yang berbeda.

Analisis Program dan Inisiatif Kesehatan Utama

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu di bawah kepemimpinan Maya Hasmita telah meluncurkan dan memperkuat beberapa inisiatif strategis di sektor kesehatan, yang mencerminkan visi preventif dan sistemik.

Program Penurunan Stunting: Aksi Konvergensi Terpadu

Salah satu program unggulan yang dipaparkan oleh Bupati Maya Hasmita adalah upaya penurunan stunting. Dalam sebuah pertemuan daring pada Maret 2024, Bupati Labuhanbatu mempresentasikan program ini sebagai bagian dari penilaian kinerja pelaksanaan “8 aksi konvergensi”. Program ini dilaporkan telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun, mengindikasikan bahwa ini adalah inisiatif berkelanjutan yang diwarisi dan diperkuat oleh kepemimpinan saat ini. Pada saat presentasi tersebut, angka stunting di Labuhanbatu berada di kisaran 20.2%. Angka ini menunjukkan adanya tantangan signifikan, mengingat target ambisius penurunan stunting nasional dan target 14% di tahun 2024 yang sebelumnya ditetapkan oleh kepemimpinan Erik Adtrada Ritonga. Program ini menekankan kolaborasi lintas sektor, yang terlihat dari partisipasi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Bappelitbang Provinsi Sumatera Utara.

Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP)

Sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu secara resmi meluncurkan program Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP). Program ini bertujuan untuk menyatukan berbagai layanan kesehatan dasar ke dalam satu sistem yang lebih terkoordinasi dan efektif. Tujuan utamanya adalah meningkatkan aksesibilitas dan memastikan pemerataan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat. Peluncuran ini, yang dihadiri oleh Wakil Bupati Labuhanbatu, menunjukkan komitmen terhadap pendekatan sistemik dalam perbaikan layanan kesehatan. Sebagai proyek percontohan, program ILP dilaksanakan di Puskesmas Negeri Lama, Pustu Sei Tampang, dan Pustu Kampung Bilah. Dukungan dari pihak eksternal, seperti bantuan hibah dari Global Fund, menguatkan legitimasi dan potensi keberlanjutan inisiatif ini.

Program Kesehatan Esensial Lainnya

Selain program unggulan di atas, pemerintah daerah juga terus mengimplementasikan inisiatif kesehatan esensial lainnya. Pada Mei 2025, Asisten I atas nama Bupati Maya Hasmita membuka Pencanangan Bulan Bakti Sosial Ikatan Bidan Indonesia (IBI) – Keluarga Berencana (KB) – Kesehatan, yang memperkuat fokus pada kesehatan reproduksi dan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Program ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mewujudkan program Bangga Kencana dan mendukung terwujudnya “Indonesia Emas 2045”. Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu juga secara konsisten menjalankan program-program kesehatan publik yang lebih luas, termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) – BPJS, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), dan program-program pencegahan penyakit seperti imunisasi nasional, pemberantasan TBC, serta penanganan HIV/AIDS. Program-program ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk berkontribusi aktif dalam agenda kesehatan nasional.

Perbandingan dan Kontinuitas Kebijakan Lintas Era Kepemimpinan

Analisis kebijakan kesehatan di Labuhanbatu tidak lengkap tanpa menempatkannya dalam konteks sejarah kepemimpinan sebelumnya. Perbandingan ini menunjukkan adanya pergeseran orientasi strategis yang menarik.

Kebijakan Kesehatan Era Erik Adtrada Ritonga

Di bawah kepemimpinan Bupati Erik Adtrada Ritonga, program andalan di sektor kesehatan adalah Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), yang diluncurkan pada tahun 2022. Program ini merupakan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, yang bertujuan untuk meringankan beban biaya pengobatan dan menjamin akses layanan kesehatan yang merata. Program SKTM berfokus pada pelayanan kuratif di RSUD Rantauprapat dan menggantikan program sebelumnya yang sempat terhenti (ASKESDA).

Analisis Kontinuitas dan Pergeseran Strategis

Jika era Erik Adtrada berfokus pada pendekatan yang bersifat “populis dan kuratif” dengan menjamin kemudahan akses pengobatan bagi masyarakat miskin, maka era Maya Hasmita menunjukkan pergeseran menuju pendekatan yang lebih “sistemik dan preventif-promotif.” Pergeseran ini tercermin dari fokus utamanya pada penanganan stunting dan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP). Latar belakang profesional Bupati sebagai dokter spesialis kandungan sangat relevan dengan fokusnya pada kesehatan ibu dan anak, yang merupakan inti dari pencegahan stunting. Transisi kebijakan ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah evolusi strategis yang bergerak dari penanganan gejala (penyakit) menuju penanganan akar masalah (pola hidup, gizi, dan kualitas sistem kesehatan secara keseluruhan). Namun, penting untuk dicatat bahwa program seperti SKTM kemungkinan besar tetap menjadi fondasi penting dalam jaring pengaman sosial kesehatan.

Tabel 2: Perbandingan Kebijakan Kesehatan Lintas Era Kepemimpinan

Era Kepemimpinan Fokus Kebijakan Utama Program Unggulan Keterangan Tambahan
Erik Adtrada Ritonga Pelayanan Kuratif dan Aksesibilitas Sosial Program Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Menyediakan layanan kesehatan gratis di kelas 3 RSUD Rantauprapat bagi masyarakat miskin.
Maya Hasmita Pendekatan Preventif dan Sistemik Penurunan Stunting dan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) Berfokus pada perbaikan sistem kesehatan dan pencegahan masalah sejak dini. Didukung oleh latar belakang profesional sebagai dokter.

Kesimpulan:

Analisis komprehensif ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan Bupati Maya Hasmita di Labuhanbatu telah menunjukkan komitmen yang jelas terhadap sektor kesehatan, dengan orientasi kebijakan yang bergeser ke arah yang lebih preventif dan sistemik. Latar belakang profesionalnya sebagai dokter memberikan kredibilitas dan arah yang kuat bagi program-program unggulan seperti penurunan stunting dan ILP.

By Bunda Maya

Dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.O.G., M.K.M., adalah sosok terkemuka dan berpengaruh dalam pelayanan publik di Indonesia, secara unik memadukan karier medis yang cemerlang dengan jalur politik yang menanjak pesat. Saat ini menjabat sebagai Bupati Labuhanbatu untuk periode 2024-2029, ia telah mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang menduduki posisi terhormat ini di kabupaten tersebut. Kepemimpinannya berlandaskan visi komprehensif “Labuhanbatu Cerdas Bersinar”, yang memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan berkualitas, di samping pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur yang kuat. Keterlibatannya yang mendalam dalam berbagai organisasi kemasyarakatan, ditambah dengan penunjukan baru-baru ini sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), menggarisbawahi pengaruh luas dan komitmennya terhadap pembangunan regional dan nasional. Laporan ini menyajikan profil lengkap Dr. Maya Hasmita, meliputi latar belakang pribadi, perjalanan pendidikan, karier profesional dan politik, afiliasi organisasi, serta visi strategisnya untuk Labuhanbatu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA ImageChange Image